Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

IMAJI SORE INI

Gambar
Dibuat  : 17.29 / 14-03-2016 Penulis : Fikih Hidayatulloh Sore ini imaji ku mengantar ku pergi jauh ke dimensi yang berbeda, membawaku dalam dimensi yang baru dari hiruk pikuk negeri yang tak merasa memilikiku ini. Lamunan ku gusar menuntun pelan pergi dari tempat ini, hanya lamunan ku saja. Aku terjebak dalam nafas yang sedikit sesak mengingat-ingat jejak rombongan binatang melenggang tenang di tempat yang cukup terang, tanpa ada sesikit pun rasa takut diserang. Ini bukan sebab jingga tak datang karena hari sudah tak lagi petang, bukan juga sebab raga yang inginkan ku segera pulang atau sebab orang-orang hitam itu yang membuat lamunanku kian lama kian dalam. Imaji ku mengantar ku ke sebrang melihat gerombolan binatang-binatang berlidah panjang tenang menjilat nikmat makanan penduduk yang menyudut takut. Aku berang dan kau pun masih saja tetap bisa duduk dengan tenang, melayang dengan mimpi-mimpi yang bahkan aku tak mampu untuk sekedar menghayal memiliki,

CINTA TERDAHULU UNTUK MINGGU INI

Gambar
KOLABORASI PUISI @alkornisajak @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul :  CINTA TERDAHULU UNTUK MINGGU INI Kasih kau bukan kisah. Bak panah kau menghujam tepat hingga ku berdarah dan terluka. Lihatlah! Luka menganga yang entah kemana sisakan perih. Tanpamu aku kebas tanpa nafas, kau berjalan dan aku tertinggal. Lalu dimana letak keadilan? Jika aku tertatih sedang kau berlari. Kini aku disini, di minggu ini minggu yang sama tapi telah berganti, tempat yang sama kita mengikat janji, tempat yang sama kau tinggalkan ku pergi dan tempat yang sama kau sesali karena kini ku tak sendiri lagi.

KENTUT

Gambar
KOLABORASI PUISI @zeulvia @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : KENTUT Tahukah?  Kentut bisa buka sifat orang Pret! Keluar bebas Artinya orang merdeka tak mau memendam Pizzzzzz! Bersesis tertahan Sepertinya orang hemat, dan antisipatif Preeeet! Panjang dan besar yang sengaja diledakkan Pastinya punya bakat teroris! Dasar kau!  Maaf bukan keong racun ya, tapi kau bukan salah satu dari ketiganya.  Kau terlalu cerdas untuk sembunyikan kentut mu, dari muka ku. Suaranya dan aromanya aku tak bisa merasakannya di hidung dan telinga ku, tapi terasa perih dimata. Hmmmm... Baiklah, aku akan coba lebih dekat, biar tau sensasi apa yang ku temukan dari mu.  Sinilah jangan jauh!  Aku akan segera kenali sebusuk apa kentut mu!

HUJAN

Gambar
KOLABORASI PUISI @sebait_senja @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : HUJAN Aku tak takut! Bila saat ini atau nanti hujan datang mengganti mentari yang sedang ku nikmati. Datanglah aku tak akan menghadang jika kau menerjang, aku juga tak akan pulang, atau coba berdiri menantang. Aku tak gentar! Andai bumi terbelah pun langit ikut meruntuh. Penantian ini tak kan ada diucap batas. Seperti tetesan hujan yang datang menggantikan mentari. Yang tak mungkin dapat kau hitung dengan pasti. Aku akan berdiri, disini hanya berteman payung yang tergenggam ditangan kiri, dan telapak kanan ku terbuka untuk menikmati.

RUANG PENJELAJAH

Gambar
KOLABORASI PUISI @sajak_patah @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : RUANG PENJELAJAH Tubuhku penuh remah, terbakar karat gesang mengarang sebab tangan-tangan yang datang menjamah tanpa resah. Aku pasrah ,hingga kau lelah dan habis ruang para bagi penjelajah. Tubuh ku beku,  Penuh luka yang membakar hampir di seluruh sendi tubuh ku, tandus dipeluk duri kemarau hingga hangus dan tertinggal dari jejak-jejak derita dengan nafas tersengal. Tubuhku gemetar! Melihat rintih panjang yang tak terdengar, melihat tatih jejak penjelajah yang tak putih lagi dan melihat nafas sikecil yang tak sesegar dulu lagi. Ini aku, ini bumi ku, ini tepat pijak dan naung ku  bergantung, juga tempat mereka yang jiwanya enggan terkurung.

MENUNGGU PUNAH

Gambar
KOLABORASI PUISI @andilisdawatiusman @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : MENUNGGU PUNAH Wajah mu kontras semu dan bisu Dingin  mu mencekam ku tanpa ekspresi. Kelam seperti inginkan ku larut tenggelam dalam lautan air mata oleh ulah mereka yang semena. Ya, itu mereka yang membakar jantung-jantung penghuni sekujur tubuhmu untuk paru mereka. Lihat! kamu terkapar dan mereka tertawa penuh kelakar dengan uang yang tak berapa lama menutup lapar, sementara binatang liar busung lapar terlantar mulai masuk surat kabar dan mereka masih juga lapar. Tataplah dia! Ya, dia yang cabangnya tumbang jadi arang, dia yang rantingnya mengabu hilang dan dia daun-daun yang pegangannya mati tanpa perang. Tak cukup juga itu buat mereka bergetar, tak cukup juga buat mereka tersadar! Sementara kamu masih kontras semu bisu menunggu punah dan tampak pasrah!

SIAPA MAU KE KOTA?

Gambar
KOLABORASI PUISI @sajakuntukkeka sih @jono_iseng_bener  (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : SIAPA MAU KE KOTA? Kita kekota saja kalau begitu. Kota yang sesak dan penuh orang-orang berdiri  tanpa jarak tapi saling elak. Kita adukan mimpi-mimpi gembala yang lama terlena, kita adukan juga sepi derita ternak yang teman bicaranya hijrah entah kemana dan kita perdengarkan kepadanya induk yang merindu peluk anak-anaknya. Kita ke kota saja kalau begitu. Tanah yang hiruk pikuk persoalan isi perut, bangun pagi cuma bisa nikmati bau besi yang lalu lalang tanpa pikir polusi. Ahk... Sejak kapan kita begitu lupa, pada rindu induk untuk memeluk anaknya, sementara hijarah tak kunjung jua bawa sebongkah senyum dan secuil harta. Kawan, masih ingin ke kota?

TUAN KOTA

Gambar
KOLABORASI PUISI @curhatbuatibu @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : TUAN KOTA Masih amatiran aku melihat gedung tinggi! Enggan berlagak biasa saat tiba, membuang pandangan yang penuh pertanyaan, kiri kanan depan belakang dan berputar-putar. Aku sesak! Paru ku belum terbiasa bernafas diantara gedung tinggi dan pedati dengan mesin canggih. Ini rantau ku? Kota yang tak pernah ada dalam mimpi orang sedesa ku. Kota yang serba katanya, katanya ini, katanya itu semua sebatas katanya bukan nyatanya. Kota ini merumitkan apa yang sederhana, juga menyederhanakan apa yang rumit dengan duit. Manisnya hanya sebatas persediaan bekalku. Seketika habis, sudahlah pasti berubah drastis. Pilihannya mengais, mengemis atau jadi penjahat spesialis yang berakhir dengan jantung diteribis timah polis. Kota ini, kota penyembah sang raja, pilihan hanya untuk penguasa. Pendatang di undang untuk berperang, yang jalang akan terjual demi peluang