BUTUH WAKTU

Dibuat  : 01.07 / 22-11-2013
Penulis : Fikih Hidayatulloh



Terbayang indah runtuhan daun usang kala angin mulai membelai, melayang ia tapi tak terbang, terjatuh tapi bukan saling menjatuhkan.

Daun itu usang, ia pergi meninggalkan bukan ditinggalkan, meninggalkan yang hijau dan muda untuk menggatikan meski nati kembali akan tergantikan.
Mereka disana, ditempat yang sama sebelum daun itu usang, dipucuk ranting yang sarat dengan goncangan dari angin yang kadang amat kencang, hingga tak jarang salah satu atau satu-satu diantara mereka menghilang terbang sebelum usang, entah karena menyerah atau memang sudah enggan berjuang.

Masih tentang angin itu! Angin yang sama ketika daun usang itu harus menghilang diantara daun muda dan dewasa. Angin yang menjadi saksi juga sebagai penyeleksi mereka yang harus terbang karena telah usang juga bagi mereka yang terbuang diwaktu yang tak panjang.

Angin itu juga yang menyapu sisa-sisa lalu dan bawa pergi entah kemana, ketempat-tempat yang mungkin kita tak mengenalnya atau hanya terpojok disudut halaman yang sudah tak ada penghuninya.

Angin itu bawa daun usang, pelan dia pergi, kembali dia dengan pasti, tapi berganti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

AKU PAMIT SEKALI LAGI