AKU PAMIT SEKALI LAGI

Dibuat : 01.43 / 26-06-2016
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Aku hanya pulang, bukan melenyapkan diri, aku biarkan kau sendiri karena aku rasa aku tak bisa membuatmu tersenyum lagi atau memaksamu tersenyum menipu diri.
Aku lepaskan, karena aku tak ingin kau rasakan sakit dipergelangan tangan karena berusaha menahan, aku tinggalkan karena ku yakin kau ada ditempat yang aman atau sedang bersama orang yang membuatmu "sekedar" lebih nyaman.

Aku tak bisa kuteruskan terus menerus membiarkanmu tenggelam bersama mimpi-mimpiku, mimpi yang membuatmu semakin berat tuk wujudkan mimpi-mimpimu, meninggalkanmu tentu aku tak mau jika tidak baik bagimu. 

Aku pamit sekali lagi, dan semoga nanti dilain hari kau tak keberatan untuk aku kunjungi, semoga. Jika tidak, entahlah harus kubaca apa perpisahan tanpa pertemuan kemarin lalu, karena sepanjang waktu setelah itu telah kuhabiskan tuk menerka dan mereka-reka apa maksudmu dan tujuan dari keputusanmu.

Aku baik saat ini, sebenarnya tidak begitu baik. Ini jujur, karena kebohongan akan membuat perpisahan jadi semakin mungkin. Kulakukan ini sejak pertama, karena aku ingin kau tahu semua, tentang apa saja termasuk masa depanku yang masih kau ragu.

Semoga kau lebih baik dari aku! Aku do'akan meski tak langsung aku ucapkan.

Fikaranmu aku sangat tau, dari yang lain kau mungkin mampu, tapi dari ku kau tak akan bisa terlalu rapih tutupi itu. Perjalananmu dan kebersamaanmu pada waktu-waktu setelah kepergianku tak akan pernah cukup untuk sekedar bersembunyi, mengalihkan atau menghapuskan rasa yang penuh dengan kekuatan. Jujur saja! Tak perlu kau ucap, seperti pertanyaan-pertanyaan canda kita biasanya yang selalu kau jawab "tidak". Pertanyaannya tentu kau tau.

Ini tak cukup! Tapi malam ini biar sampai disini.

Komentar

  1. dan memperbaiki diri, seandainya nanti aku kembali.

    hehhe mantap dah abang guah.

    BalasHapus
  2. Terimakasih adik, jangan bosen2 ya baca tulisan abang. Komentar pembaca itu sangat memberi semangat buat terus mebulis...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)