Postingan

TERBARU BUKAN YANG TERAKHIR

DENGARLAH KUBERCERITA (JINGGA)

Gambar
Dibuat : 22.27 / 02-04-2018 Ditulis : Fikih Hidayatulloh Jingga, apa kabar? Lama "jumpa" tak bersama kita, semoga tak ada luka kau derita.Juga semoga saja duka, sepi tak menguntitmu, seperti yang terjadi padaku. Seperti mau mu, waktu ku lewati bersama nikmatnya duka dan lara yang pasti katamu. Karena berlalu kau yakinkan aku, akan terus dan selalu bersama mereka, suka, duka dan lara. "Berganti!" Jadilah aku berusaha menikmatinya dan merasa semakin bisa tuk tinggal dan melangkah dengan keduannya. Jingga, dengarlah! Ringan saja ku ingin bercerita. Bukan tentang cinta, bukan tentang rindu dan juga bukan tentang mereka yang sering kali sekedar berlalu menyapaku. "Ini tentang dia". Dulu sering ku bagi kisahnya denganmu, dulu sering ku buat kau bosan mendengar senandung sajak yang tercipta dari sanjungku "kepada biru". "Kau ingat?". Ingat ketika keras kau katakan, munafik aku "melepaskan", be

KUTUNGGU JAWABMU

Gambar
Dibuat : 23.47 / 08-03-2018 Ditulis : Fikih Hidayatulloh Tema : Hesta_tata Harus apa! Begini saja aku tak bisa, menahannya terlalu lama seperti merawat luka, bukan menyembuhkannya. Sedangkan rasaku tak pernah sampai pada sambutmu, aku takut hilang! Aku takut rasaku pamit pulang. Lelaki ku, seperti ini saja aku tak kuasa! Membiarkan pertarungan terjadi antara belati dan hati, sungguh aku tak ingini. Perih! Luka, mungkin ku terbiasa, tapi mengikhlaskan sungguh aku tak bisa membayangkannya. Kasih, hentikanlah dan simpan dalam-dalam belatimu yang menakutkan. Jangan biarkan dia belatimu dan waktu mengirisku, mengiris rasa yang lama waktu kujaga untukmu. Jangan! Sedikit pun jangan, berkurang, habis bahkan hilang. JANGAN karena aku tak ingin! Sekedar ada aku tak ingin, sekedar tau tentang rasa aku juga tak ingin. Aku mau kau rasa dan merasa, aku mau kau bisa mengartikan perih ku menunggumu rasa. Tidak untuk sekedar melihatnya tanpa pedulikannya. Maka PASTIKANLAH AKU

IBU INDONESIA, DENGARLAH!

Gambar
Dibuat : 00.17 / 04-04-2018 Ditulis : Fikih Hidayatulloh IBU INDONESIA, semoga tak salah ku mengenalmu. Semoga benar kugambar tentangmu lewat ocehanku yang tak berilmu seribu bahkan juga mukin tak sampai satu. Simaklah! Belum genap melangkah satu jarum pendek jam dinding lusuh itu dari semenjak aku tahu. Seorang Anak Pembesar Negerimu yang mungkin juga seorang ibu kudengar membacakan puisi tentangmu. Ku fikir entahlah sebenarnya apa yang ia mau, lantang dan yakin suara itu menggetarkan dadaku, sekejap membuat lidahku kelu dan mengantar jemariku menuntun temu Karyanya dan gelisah hatiku. Kau bilang, kau tak tahu syariat islam, lalu mengapa kau bandingkan tatanan hidupku ku dengan tata rambutmu dan orang-orang segolonganmu yang tak mewakili golongan orang yang ada disekelilingku, orang INDONESIA? Bangga kau gambarkan indah, sanggul penyangga yang menurutku hanya sebagai pembeda kasta saja, diksi manis itu lihatlah berubah menjadi argumen sinis aku dan mereka yang m

INGATAN YANG HILANG

Gambar
Ditulis : 17.54 / 14-11-2016 Oleh : Fikih Hidayatulloh Perjumpaan entah akan berarti apa bila saja kebersamaan setelahnya buat kita bahagia sementara saja. Aku rasa, bukan hanya menyaksikan, kau juga, karena kita berdua sama dalam satu lingkaran yang kita buat. Sempat kita berpegangan tangan, sempat juga kau kulepaskan, sempat juga kau yang melepaskan, hingga kembali kita saling berpegangan erat dipergelangan dan kembali terpisahkan dan sama saling hilang keyakinan. Waktu, singkat saja, kadang terasa agak lama dan kadang juga aku ingin mengakhirinya segera ketika kita sama saling menyiksa. Kita, itu kau dan aku! Manisnya kadang terlalu, amat manis dan amat sangat manis, tapi pahit yg sedikit membuat kita seperti lupa manis tadi begitu saja.  Noda-noda yang kita anggap tak ada pun terkuak, kita saling cecar dan kejar, kita saling papar dan tampar dengan tangan yang tak terlempar. Kita saling menyakiti dengan kata yang sebelumnya kita sepakati tak ada lagi. Kita

BAYANG TANPA TUBUH

Gambar
Ditulis : FIKIH HIDAYATULLOH Dibuat : 14.24 / 14-12-2017 Langkah tanpa suara, detak hilang, sendiri aku dan kamu, "TERPISAH" aku sendiri dan kalian sendiri-sendiri. Sudut aku tersudut disudut-sudut tembok tua, takut karena keterpisahan dan keinginan ku untuk segera menghilang. Bersembunyi aku diantara tebal dinding-dinding yang baru aku mengenalnya petang lalu, aku mengintaimu "MESKI JAUH". Bayanganmu, bayangan aku tak bisa tanpa kamu dan kamu tanpa bayang ku "LENYAPKAN AKU". Ayah...Ibu... Aku diambang mati karena ketidak takutan mu! "AKU HILANG" Tanpa rasamu pemiliknya, tanpa raga mu yang terpisah, karena bergantungku bukan bergantungmu, telah kau lepaskan bahkan selalu kau hiraukan. Jadi biarlah! Biarkan gerak ku tak bergantung. Tak bergantung rasa sakit dan sakitnya rasa, tak bergantung rasamu yang mati karena aku telah mati rasa. Jadi kulanjutkan nafasku, untukmu! Tanpa tangan, kar

KAU BIRU

Gambar
Dibuat : 03.01 / 25-11-2016 Ditulis : FIKIH HIDAYATULLOH Ini harus, meski mungkin sebagian sudah dia dengar. Diantara sepi senyap pagi yang hampir tak dapat dibedakan dengan malam tadi ku mulai perbincanganku ini. "Sendiri!" Diam, tak bising tapi ada nada irama tanpa nama, "berdegup!". Lama ambang rasa, panjang kecamuk membabi buta paksa aku, "tumpahkan saja!" Katanya. Kutatap, apa? tak jelas bagian mana dan pada apa aku menatap. "Tak pasti!". Ada yang lalu pergi kuhiraukan, ada yang datang pergi kulepaskan, ada yang datang dan pergi lama jumpa dan pisah lagi terulangi. Tapi ada yang baru-baru ini ku usir tapi kembali bahkan seperti tak mau pergi, "dalam, dari diriku!". Aku tak bicarakan bintang-bintang penghias terang bulan, aku juga tak gambarkan tentang lengak-lenggok daun yang bergoyang begitu tenang dan aku tak bisa ku bicara dan gambarkan betapa sepi dan malu tertawa dengan bahak tepat didepan muka ku! "

PENCARIAN

Gambar
Dibuat : 20.43 / 16-11-2016 Ditulis : Fikih Hidayatulloh Aku hanya tetesan dari deras dan keras aliran. Aku terpisah dan tak dipedulikan, aku ingin ku mengasingkan diri tapi aku takut sendiri, aku pergi tapi tujuan masih tak mampu aku miliki. Aku seperti ada diantara savana hamparan ilalang, yang tinggi menutup tubuhku hilang. Aku seperti sediri dalam ruang tanpa penghalang, luas juga amat panjang. Aku seperti berjalan meniti begitu terjalnya jurang dengan tajam bongkahan karang yang bisa saja menhancurkan seluruh belulang. Aku seperti merasa akan segera hilang serta tak mampu lagi kau pandang, aku terbuang! Jangan mencariku, biarkan aku saja yang mencarimu,itu jika saja kau mau. Tapi itu nanti, setelah ku temui jalan pulangku dan juga setelah kau tetapkan jalan pilihanmu. Pulanglah! Kembali saja sudah pada apa yang telah kau punya, aku bukan apa-apa, aku hanya bagian kecil aliran yang terpisah, bukan deras aliran yang sering kau biarkan dirimu terseret bersamanya

RASA SAKIT YANG KU RINDUKAN

Gambar
Dibuat : 01.05 / 15-11-2016 Ditulis : Fikih Hidayatulloh Aku rindu, kau juga kuyakin sesekali rasakan itu untukku, seperti aku merasakannya untukmu. Kita sama rindu dan kita sama pilu bila kosong membawa kita satu-satu menuju masa yang telah berlalu, termasuk masa antara aku dan kamu. Masa kita, adalah dua masa dengan dua sisi berbeda, seperti gelap dan terang hari yang berputar tanpa henti, juga seperti kebersamaan bulan dan mentari yang terjadi hanya sesekali dalam panjang waktu yang berganti. Masa kita juga kurasa seperti nyata dan khayalan. Nyata yang selalu menyakitkan karena keterpisahan dan manisnya kenangan yang lalu tak juga hilang dari ingatanku, sementara khayal sering buat ku tersipu, khayal tentang kamu dan semua masa-masa manis aku dan kamu. Kau adalah masaku yang tak benar-benar berlalu, kau adalah masa yang selalu sulit kulepaskan dari ingatanku dan kau adalah masa yang kuyakin sekali waktu akan kembali ku ingat lagi dan lagi. Kau adalah