CINTA DUA RUPA BERBEDA MU

Dibuat : 01.23 / 16-08-2014

Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Dari cerita mereka aku menghayalkan rupa mu yang tak sempurna dibayangan ku. Dari mereka pula aku dengar banyak cerita tentang mu yang tak ku yakini dalam diri ku.
Kau wujud yang kudambakan tapi sangat sulit ku mimpikan dalam panjang tidur ku tiap malam. Ribuan kisah tentangmu membuatku kadang malas memikirkanmu, karena itu akan membuatku semakin ingin segera jumpa denganmu.

Tapi ku yakini yang mustahil bagiku tak akan mustahil bagi Tuhan ku pemilik kau dan aku. Aku yakin Tuhan telah membuat kisah yang lebih indah bukan mimpi-mimpi sampah meski harus diperjuangkan tak mudah.

Tak pernah ku tahu bagaimana wujudmu sampai saat perjalan jauh itu akhirnya ku tempuh. Jalan panjang yang membuat ku mengeluarkan banyak peluh disekujur tubuh tanpa keluh.

Aku disini dan kau jauh berada ditanah yang tak pernah ku sentuh. Hingga dalam waktu diluar rencanaku akhirnya kita akan bertemu, bahkan bukan hanya itu!

Masih dalam ketidak percayaan ku, kau membuat aku harus berjuang dalam sejurus waktu yang aku tak tau kapan akan membawaku jumpa denganmu yang lama membayang disebagian khayalanku.

Kau berikan jalan panjang bagiku mendaki tapi tak terlalu tinggi, rendah tapi indah dengan hamparan savana ilalang mengelilingi membuat pesona ku akan mu kian menjadi-jadi. Aku disini dan akan ku eksplor setiap inci tubuhmu maulai dari sini hingga nanti Tuhan panggilku kembali!

Selamat pagi awan biru, lebut kau bangunkan aku dari tidur singkat itu, mengumpulkan tenaga tuk lanjutkan perjalananku membunuh waktu yang tak ku tahu.

Masih ku ingat asa itu! Asa yang kau bangkitkan dari keterpurukan, asa yang sempat hilang harapan tapi berkali-kali kau bangkitkan lagi dari kehilangan yang terjadi.

Kau tidak hanya cantik, kau lebih dari itu! Kau buat yang tak ku sanggupi menjadi pantas untuk ku perjuangkan kembali.

Kau temaniku mendaki, menjadi pijakku, peganganku, teman tidurku, juga jadi pendampingku bicara dengan bintang-bintang yang terhampar terang tanpa bayang.

Kau buat aku dan mereka yang mendekatimu merasakan jalan yang amat panjang untuk datang dan pulang. Kau buat aku dan mereka tertantang dengan titian jalan panjang dan banyak jurang hingga tak sedikit dari mereka menyerah dan memilih untuk kembali pulang.

Hingga sampailah aku ada diantara kau, diantara lereng-lereng, tebing dan jurang, diantara pekat aroma belerang dan diantara hamparan air tempat ikan-ikan itu berenang senang karena kami datang.

Hilang lelahku dan bangkit gairahku, karena kembali kau manjakan aku dengan pesona indah lekuk tubuhmu yang semakin lama semakin tenggelamkan aku dalam nyata bukan khayalan. Aku ada diantaramu, menikmati seguhan keindahan yang semakin membuat aku mengagumimu, menggilai mu dan ingin berlama-lama memelukmu!

Aku jatuh cinta padamu, pada dua sisi berbedamu, pada siang dan malammu yang menguji emosi dan hasratku, pada dingin dan panas airmu yang hilangkan lelah juga dahaga ku, pada panjang dan terjal jalanmu yang kadang menyulut emosiku, pada bersih udaramu yang juga kadang berdebu, pada budayamu juga pada kisah-kisah tabumu. Aku cinta seluruhnya dan seutuhnya bukan hanya pada tubuhmu tapi juga pada perlakuanmu yang tak memudahkanku.

Aku jatuh cinta padamu! Kukatakan itu kala gelap tenggelamkanku berdua denganmu disinggasana itu, singgasana yang sempurna dengan langit cerahnya, dengan taburan bintangnya dan bulan bulat  sempurna yang menatap kau dan aku ditepi gunung baru dan danau tertinggi itu!

Aku jatuh cinta padamu, pada indah tubuhmu, pada savanna ilalangmu, curamnya tebing dan jurang , pada jalan yang panjang, pada dingin dan panas diantara malam dan siang, pada awan yang bergulung memanjang, pada jingga pagi dan petang, pada danau dan ikan  yang berenang riang dan pada seluruh cerita tentangmu yang dikagumi banyak orang.

Kau Rinjani, Kau Dewi Anjani dan kau bukan sekedar gunung, bukan hanya cantik dan kau pantas diperjuangkan banyak orang.

“DUA RUPA BERBEDA MU”
Mataram, Lombok – NTB
Danau Segar Anakan, Gunung Rinjani



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

MENUNGGU PUNAH

AKU PAMIT SEKALI LAGI