SI ONDAR ANDIR

Dibuat : 22.Lewat / 15-07-2016
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Catatan : Ini kisah Cerita Nasihat Masyarakat Betawi tempo dulu, seorang kakek Engkong Musa berusia lebih dari 70 tahun yang bercerita. Saya berusaha cakap mendengarkan dan menangkap segala pesan. Mohon maaf apabila ada kekurangan dan juga kekeliruan.

Disebuah warung milik Mpok Yani, aku dan beberapa tetangga yang kebanyakan masih memiliki hubungan saudara cerita ini aku dengar untuk yang pertama kali. Aku masih ingin mendengarnya lagi untuk kedua kali dan kesekian kali, karena sungguh aku sangat menikmati. Mereka yang datang tak seragam niatnya dihati, ada yang hanya untuk sekedar menikmati kopi, menghilangkan penat setelah kerja sehari dan ada juga yang hanya sekedar untuk bersilaturahmi.

Cerita si ondar-andir kita milai! Ini adalah sebuah cerita antara dosa dan neraka, ini tetang sesuatu yang bila diangkat dapat dosa dan bila dikebawahin jadi durhaka. Ini ceri tentang Si Ondar-andir yang tidak punya nama.

Hitungan dimulai dari pertama kali Si Ondar-andir diketahui, yaitu hari pertama. Satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lalu satu minggu, dua minggu sampai akhirnya satu bulan, Si Ondar-andir masih tak bernama.

Berikutnya satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, terus begitu sampe tujuh bulan lamanya masih Si Ondar-andir belum ada namanya, semakin hari semakin besar, semakin hari semakin dijaga, semakin dekat rasanya semakin besar harapannya, diselametin di do'ain dengan harapan tidak ada halangan juga rintangan saat tiba waktunya.

Semakin dekat harinya Si Ondar-andir masuk ke bulan kedelapan rasa senang dan ketakutan makin menjadi, persiapan penyambutan disiapkan disana sini, sampai akhirnya datang bulan kesembilan lebih beberapa hari tiba waktu bagi Si Ondar-andir berganti dengan nama barunya. Seorang Dukun Beranak didatangkan untuk mengatasi persoalan ini, karena sendiri Si Ondar-andir terlalu berat melewati masa-masa seperti ini. Yaa seorang Dukun, kerena cuma Dukun dahulu adanya, sekarang mungkin kebanyakan memakai Dokter.

Menangis dia bukan tanpa sebab, kadang sengaja dibuat menangis, karena jelas neraka didunia, tempat dimana segala dosa ada dan dapat kita temukan. Yang besar dosa namanya, yang kecil juga dosa namanya. Takut karena dunia menakutkan, menangis adalah harus, jika tidak dia akan menjadi terlalu berani melanggar segara aturan juga batasan yang ada dibumi.

Datanglah dia bersamaan juga dengan rezeki yang dipisahkan, rezeki yang dahulu istilahnya dibuang bersamaan dia datang, sebagiannya saja bukan semuanya, ditinggalkan secukupnya sebihnya biar dia mencari ketikabdewasa nanti.

Selanjutnya kita sama tahu. Tumbuhlah dia ditempat yang beberapa sama, yang lainnya tumbuh ditempat berbeda dan selebihnya ditempat yang berbeda-beda. Tumbuhlah dia dengan cara yang beberapa sama, beberapa berbeda dan yang lainnya dengan cara yang beragam rupanya tergantung dengan garis nasibnya.

Tetapi ada juga, ada beberapa hal yang memang sama mereka terima, yang siapapun pasti memilikinya. Tumbuh dan besarnya dia dan yang lainya akan selalu beriringan dengan tujuan dan kewajiban. Tujuan yang harus dia jalani dan kewajiban yang harus dipenuhi. Tujuannya untuk mencari rezeki, rezekinya yang telah dipisahkan darinya ketika datang tadi. Caranya bermacam-macam, beberapa ada yang seragam, ada yang berputar memikul dan mendorong dengan berat beban yang dia harus rasakan, ada yang yang lebih ringan tapi tanggung jawab yang sangat besar diemban, dan ada juga yang hanya dengan uncang-uncang kaki danbtinggal menikmati. Tentu saja cara kita pergunakan akan menentukan sebesar apa hitungan.

Kewajiban jelas semua tahu dan tak perlu dijelaskan, yang tidak tahu, sebaiknya segera cari tahu! Karena jelas saat ini waktu yang sabgat terlambat untukmu!

Bukan besar kecil ukurannya, karena kekurangan hanya datang dari mereka yang tidak mensyukuri apa yang telah didapatkan dan dipercayakan. Yang banyak mendapatkan tentu karena ada kerja keras yang berkepanjangan, lengkap dengan keyakinan dan kewajiban yang tidak ditinggalkan. Yang sulit tidak selalu bersading dengan yang mudah didapatkan, karena ujian akan beragam didatangkan, termasuk dengan apa yang kita dapatkan. 

"Ingat neraka dunia! Hati-hatilan menggunakan apa yang telah kau dapatkan!"

Kemudahan dan kesukaran selalu jadi persoalan, alasanannya macam-macam, ada yang bilang karena keberuntungan, karena kutukan dan ada juga yang bilang faktor keturunan, jujur aku lebih senang menilai bagian ini sebagai jalan dari Tuhan.


Belum selesai sampai disana. Apa-apa yang kita dapat baik yang mudah dan yang susah akan ada pembagiannya juga kembali akan ada hitungannya. Semunya yang kita jadikan apa saja, atau ketika kita baru saja mendapatkannya, juga ada pembagiannya. Makna, tujuan dan harapannya ada beberapa, karena memang kewajiban, harapan selamat juga barokah dan juga ada yang lain yang memang haknya ada disana.

Akhirnya kembali lagi kedalam pesan pertamanya, "diangkat menjadi dosa dan dikebawahin jadi durhaka".

Manusia susah banyak mintanya, senang lupa kewajibannya, diberi banyak lupa amanahnya, diberi dikit berubah niat dan caranya. Yang tidak kuat akan dikembalikan, dari tanah kembali ketanah, ditimbang kiri kanan hasilnya syukur-syukur seimbang, kebanyakan maunya tidak seimbang, selalu mau menang.


Hidup mau senang dengan hati tenang diakhir menang tetapi bersyukurnya rada kurang. Hidup serba sulit kadang buat pikiran jadi sempit, berbuat salah alasan kejepit, wajar saja kalau rasanya nanti pahit.


Yang benar itu kita sudah tau, tinggal menjalankannya mau atau tidak mau. Senang ukurannya bukan bergelimang, sengsara bukan karena hidup tanpa harta, kita harus bijak menilai semuanya, dimanapun adanya posisi kita berada.

Ini kisah Si Ondar-andir yang mencari Rezekinya, nilainya kembali kepada kita yang membacanya.

-SEKIAN-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

AKU PAMIT SEKALI LAGI