INI RASANYA DITENGAH

Oleh
Dibuat : 13.24 / 24-12-2013
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Ini bukan yang pertama, kedua atau ketiga. Ditengah itu kayak gini rasanya. Gak mudah, tapi gak bisa dihindari harus dijalanin. Ini rasanya ditengah.

Bukan dari keduanya, bukan bagian dari yang ada. Gak ada yang dibela diantaranya. Tapi klo udah kusut dua-duanya cuek aja. Dikiri atau dikanan bukan pilihan, yang ada tetap ditengah..Tengah lagi tengah lagi. Hadeh...



Katanya ditengah itu enak, nyatanya ya kayak gini nih. Hayo sekarang siapa yang mau ditengah ngacung tangan! Hahaha.


Dari kiri harus disampaikan kekanan, dan sebaliknya. Yang kanan harus dijelasin sampe ngerti, juga sebaliknya. Klo gagal, yang tengah lagi yang kena. Kena deh, lagi-lagi.


Serba salah emang, bahkan lebih sering salah. Ketawa aja deh. Mudah-mudahan Tuhan kasih jalan. *ngarep.. 


Tenang dan jangan panik, berfikir untuk jalan terbaik. Biar deh siapa menyalahkan siapa itu gak penting. Yang jelas, gua gak bakal salahin siapa-siapa. Kalian yang dikiri dan kanan bagian dari ini semua. Gue akan bikin kalian terima dan mengerti masalahnya. 


Gak ada untungnya, jadi klo gua disalahin apa alasannya? Gua bukan siapa-siapa, jadi gak akan ngarep apa-apa juga. Untuk alasan apa ada ditengah?



Untuk waktu yang terbuang, makan kurang , tidur jarang, fikiran melebihi kemampuan, ngabisin uang jajan atau keluarga yang gue tinggalin?? gak ada alasan yang tepat diantaranya, atau kalian bisa kasih alasan lain??


Alasannya cuma satu adalah hanya untuk menghindari PERPECAHAN !!
itu aja..berlebihan? Kayaknya enggak.


Ini Rasanya Ditengah..

Komentar

  1. Hadi24 Desember 2013 pukul 19.58

    Aku pernah jadi orang tengah, ya rada capek sih ya. Semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unknown15 Januari 2014 pukul 16.17

      Iya bener, kadang kita harus merasa diperlakukan tidak adil karena kita lebih sering mengorbankan kepentingan diri kita pribadi dan mengutamakan orang2 disekitar kita. Tapi insyaallah, Tuhan akan berikan balasan untuk pengorbanan kita lebih besar dari yang kita korbankan...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

Oleh
Gambar
KOLABORASI PUISI @andilisdawatiusman @jono_iseng_bener (Cek IG : @kolaborasi.puisi) Judul : MENUNGGU PUNAH Wajah mu kontras semu dan bisu Dingin  mu mencekam ku tanpa ekspresi. Kelam seperti inginkan ku larut tenggelam dalam lautan air mata oleh ulah mereka yang semena. Ya, itu mereka yang membakar jantung-jantung penghuni sekujur tubuhmu untuk paru mereka. Lihat! kamu terkapar dan mereka tertawa penuh kelakar dengan uang yang tak berapa lama menutup lapar, sementara binatang liar busung lapar terlantar mulai masuk surat kabar dan mereka masih juga lapar. Tataplah dia! Ya, dia yang cabangnya tumbang jadi arang, dia yang rantingnya mengabu hilang dan dia daun-daun yang pegangannya mati tanpa perang. Tak cukup juga itu buat mereka bergetar, tak cukup juga buat mereka tersadar! Sementara kamu masih kontras semu bisu menunggu punah dan tampak pasrah!
Lanjutin Ngebaca »

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

Oleh
Gambar
Dibuat :  15.31 /  24-12-2013 D itulis : Fikih Hidayatulloh BADRIAH binti PULAN namanya.. Anak soleha dari Desa Bendungan disebuah piggiran Jawa, tempat yang sejuk nan permai dengan hidup yang penuh dengan kesederhanaan. Dia anak tunggal yang datang dari keluarga tak kaya namun terpandang namanya, dengan bapaknya sebagai Haji dan Ibunya penyemai padi. Suasana damai dengan hamparan buih padi didepan dan ketegakan gunung hijau yang menjulang dibelakang, sangat subur dengan berbagai hasil lahan pertanian yang cukup berhasil memberi penghidupan, kesegaran air melintas membelah dua desanya membuat kesegaran dan permai semakin nyata. Tanah yang memanjakan mata dari sudut yang berbeda, memberi kesan dalam bukan kelam, keriuhan anak-anak yang bermain dengan tidak manja, keramahan masyarakat desanya yang dapat bergerak bersama tanpa ada embel apa-apa dan kejujuran yang dijunjung pada tempat tertinggi. Disana dirumah tak besar dalam sebuah kamar belasan tahun yang lalu dia dil
Lanjutin Ngebaca »

AKU PAMIT SEKALI LAGI

Oleh
Gambar
Dibuat : 01.43 / 26-06-2016 Ditulis : Fikih Hidayatulloh Aku hanya pulang, bukan melenyapkan diri, aku biarkan kau sendiri karena aku rasa aku tak bisa membuatmu tersenyum lagi atau memaksamu tersenyum menipu diri. Aku lepaskan, karena aku tak ingin kau rasakan sakit dipergelangan tangan karena berusaha menahan, aku tinggalkan karena ku yakin kau ada ditempat yang aman atau sedang bersama orang yang membuatmu "sekedar" lebih nyaman. Aku tak bisa kuteruskan terus menerus membiarkanmu tenggelam bersama mimpi-mimpiku, mimpi yang membuatmu semakin berat tuk wujudkan mimpi-mimpimu, meninggalkanmu tentu aku tak mau jika tidak baik bagimu.  Aku pamit sekali lagi, dan semoga nanti dilain hari kau tak keberatan untuk aku kunjungi, semoga. Jika tidak, entahlah harus kubaca apa perpisahan tanpa pertemuan kemarin lalu, karena sepanjang waktu setelah itu telah kuhabiskan tuk menerka dan mereka-reka apa maksudmu dan tujuan dari keputusanmu. Aku baik saat ini, sebe
Lanjutin Ngebaca »