MENERIMA BADAI DAN ANGIN
Dibuat : 03.16 / 12-01-2014
Ditulis : Fikih Hidayatulloh
Sudah tak perlu lagi..
Ditulis : Fikih Hidayatulloh
Sudah tak perlu lagi..
Sepertinya cukup angin
membawaku sampai sini, cukup sudah angin membawa jauh begini. Sekarang pergilah
meski harus menjadi badai, biar keras hantamannya dan biar jadi apa nanti.
Jangan lagi datang
mengumbar kesejukan, ataupun kesegaran berupa angin, biarkan panas matahari, dingin
dan keras hantam badai memugar. Ego dan hati yang tak seiring jalan pergi
sajalah, menerima dan mengerti beda arti dari kalah atau mengalah.
Angin tinggallah hujan
tetap disini bersama redup atau hilang terang bulan, agar dapat sejuk memeluk
dan dingin mengalir sekujur badan. Biar beku dan hancurkan sampai mati rasa,
atau melebur pelan segala sisa.
Biarkan gelap, walau
tetap dapat terlihat samar bayang-bayang, karena terang akan membuat hari
terasa gersang. Kuatkan akar sampai nanti datang benderang, jika lagi badai
& hujan menyerang siapa pun tak dapat melarang.
Segala pertanyaan dan
pernyataan bukan untuk hancurkan, kejujuran dan kebenaran bukan untuk
dikorbankan. Ikhlaslah yang akan bisa lakukan penerimaan, membuat segala
menjadi pantas untuk dikorbankan.
Ini puisi terbaikmu yang pernah saya baca.
BalasHapuswadaw...makasih ya ki, semoga bisa lebih baik dari ini...
BalasHapussemoga muncul lagi ide2 baru...