SEPERTI MATA AIR
Dibuat : 01.43 / 10-03-2014
Ditulis : Fikih Hidayatulloh
Kadang tak
terlihat kau dari pandanganku yang terlalu buram bahkan mungkin buta, tapi ada
air mu mengaliri selusuri rimba dalam riak tenang atau deras dibatuan cadas
yang larut dalam waktu kau hempas mudah.
Ditulis : Fikih Hidayatulloh
Aku tahu itu !!
Ibumu melahirkanmu dari celah tanah dan batuan yang merekah serta olehnya diberikan kau teman-teman dan
sahabat untuk menemani seluruh jalan pilihanmu agar jadi lebih indah.
Mereka yang kau
hidupi tak semua terlihat olehmu juga tak semua dari mereka sempat melihatmu
meski kau hanya ciptaan
seperti aku dan mereka, tapi dari mereka kau mengerti tentang tak harus
terbalasnya kesetiaan dengan kecintaan berlimpah yang kau berikan.
Batuan itu
berikan jalan airmu mengalir hingga kehilir, rimba pohon itu tumpang tindih
silih ganti mendengar juga melihat kau tak henti mengalir dan penafas yang
beranak pinak dengan ragam wajah rupa warna terus saja berganti mendekat pergi
kemudian kembali lagi
hingga tak terhitung generasi.
Kau tetap sama
setia meski sesekali terlihat amarahmu bergejolak kau luapkan pada mereka yang
hina tak mengindahkanmu, tak kau pilih siapa-siapa diantara mereka semua
merasakannya.
Kau perlihatkan
betapa sakitmu pada mereka, kau tunjukan bagaimana marahmu pada mereka, dan
kau balas perbuatan hina mereka agar mereka sadar, lihat dan mendengar.
Tunggu saja akan
datang lagi jika masih mereka tak mengerti, akan rasakan lagi mereka sakit dan
luka perasaan yang kau tanam dalam diam, kau simpan dalam-dalam dan kau muntahkan
seluruhnya hingga mereka dan seluruh yang ada disekitarnya tenggelam.
Kau seperti mata
air, tetaplah indah kau ku pandang, biarkan nikmatmu aku rasakan dalam
kerongkongan, buatlah tumbuh mereka bersamamu hijau lebat dan mengalirlah
jangan berhenti sampai kapan pun nanti hingga berkali-kali generasiku berganti
mati.
“Seperti Mata Air”
Komentar
Posting Komentar