DIKETINGGIAN

Dibuat : 02.49 / 22-04-2014
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Aku menikmatinya..
Ketika angin berhembus berubah arah, ketika lirih sepoi berbisik lemah dan lantunan kumandang nyanyian alam begitu sorak sorai.

Aku menikmatinya..
Disini kulihat begitu banyak yang hidup menari, menikmati irama bicara angin pada bumi. Gerak halus awan putih saling tembus, tak ada penolakan yang ada penerimaan dengan tulus.

Ada perbedaan ditiap waktu..
Lalu, ketika aku bertemu mentari aku seperti dicumbu dari tidurku. Kehangatan yang gerayangi tubuh begitu menggetarkanku. Bukan jemari, ini seperti perlahan membenamkan tubuhku dalam dan pelan. Hangat tapi tidak menyengat, seperti ada jeda tubuhku untuk menyesuaikan diri.

Aku jauh, tapi luas pandangan ku..
Semua tampak lebih terbuka tapi tak jelas. Semua gerak laku-nya hanya bisa ku tebak-tebak tanpa mengerti sebab apa mereka berpijak juga sebab apa mereka mengelak.

Aku mendengarnya..
Nyanyian kedamaian tanpa tekanan dan ancaman. Nyanyian dari mereka yang hidup dan bebas dari penindasan karena tak banyak aturan atau batasan.

Tapi ini tidak dari mereka yang disempurnakan. Semuanya sulit dimengerti dan tak pernah satu arti. Mereka selalu punya alasan untuk membela diri, selalu punya tempat untuk bersembunyi dan selalu menunjuk kanan kiri untuk kesalahannya sendiri.

Mereka memuakan..
Tapi aku diantara mereka dan tak dapat menghindarinya..

"Diketinggian"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

MENUNGGU PUNAH

AKU PAMIT SEKALI LAGI