BUKAN SOAL MAMPU, TAPI SOAL MAU

Dibuat : 17.07 / 21-10-2015
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Bicaralah, sampaikan dengan berteriak hingga sampai kau rasa tenggorokanmu berkerak. Kau akan rasakan bagaimana ketika suaramu mulai terdengar serak dan nafasmu mulai sesak.
Jangan fikir tentang air, itu tak akan banyak membantu. Tak akan cukup untuk membersihkan yang kami hirup, tak akan cukup membuat yang mati kembali hidup dan tak akan cukup membuka yang berhari-hari tertutup.

Itu hanya sedikit rasa dari kami dan belum mewakili seluruhnya. Itu hanya sebagian dari keadaan kami belum kau tau sepenuhnya.

Kali ini sudah puluhan hari kami rasakan ini, sebelumnya sudah berkali dan sama berhari-hari kami menderita begini selama beberapa generasi selama kami tumbuh besar dan berganti.

Kami sedih, kami berduka, kami terluka dan kami tak mampu lagi untuk menangisi keadaan ini.

Banyak yang telah merebut milik kami, merenggut nikmat kami dan merampas sesuatu yang seharusnya bisa kami dapati seperti kalian dan mereka yang yang berada jauh dari kami.

Kami ingin dan kami rindu.
Kalian harus tau itu!

Kami ingin nikmati biru langit pagi ini hingga sore nanti, juga bulan dan taburan bintang di malam hari. Kami rindu, canda dan tawa teman-teman bermain dan berlari dihalaman rumah tengah kampungku.

Hentikan dan jangan sampai terulang!
Kami tau kalian mampu, tetapi kami ragu apakah kalian mau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

AKU PAMIT SEKALI LAGI