MUNAFIK

Dibuat : 14.56 / 23-11-2015
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Jika saja perpisahan jadi alasan saat ini kalian saling menyakiti, kenapa dahulu kau puja-puja cinta?

Ingatlah ketika manis-manis kau begitu banggakan kebahagiaan, ketika jutaan warna kau rasakan, tanpa sungkan sedikit pun kau beritakan kepada banyak orang disekelilingmu.
Kau buat seolah-olah ini tontonan!

Jika kau anggap ini sebuah kesenangan atau kebanggaan, berbangga hatilah untuk orang yang kau sakiti hatinya. Dia yang kau pernah puja dan miliki, pernah kau jaga, ku dengar tak lagi kini. Bahkan hanya untuk sekedar menghargai.

Kau saat ini sama seperti kau kala itu, tak ada yang berbeda. Kau masih tak berpikir, tak pernah sedikit pun kau memikirkan mereka yang cemburu melihat tingkahmu. Tak kau jaga sikap dan bicaramu untuk menjaga hati mereka yang terlalu sering menatapmu atau dia yang pernah jadi milikmu.

Kini berharap kau menjadi kau yang berbeda tentu bukan hal yang mudah meski aku tahu saat ini kau salah. Akan kubiarkan ini, apa pun yang terjadi nanti, mungkin memang harus terjadi, agar kau dan dia sama mengerti dan mampu menilai tentang apa ini.

Sekedar tontonan penghibur diri atau pelajaran tuk hari-hari setelah ini.

Kita akan lihat itu nanti!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

AKU PAMIT SEKALI LAGI