TAMAN YANG DITINGGALKAN TEMAN-TEMAN

Dibuat : 16.06 / 03-12-2015
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Keragu-raguan itu memang memuakan, kalian pasti tau, itu yang membuat aku sejak dulu tak ingin berteman dengan keragu-raguan.

Kalian mengenalnya?


Mungkin tidak atau juga tidak sepenuhnya, karena memang tak mudah mengenalinya. Meski dia amat sangat dekat kadang, meski dia sering kali ada disini, ditempat kita berdiri saat ini, ditengah taman didepan sebuah perapian dengan bunga yang mengelilingi dan sungai mengalir dibawah jembatan yang kemarin kita seberangi.

Dia senang bersembunyi diantara kalian, mengelabui dan diam-diam jadi pengendali.

Berhati-hatilah!


Keragu-raguan itu tak pernah mati, tak akan pernah dan tak akan pernah berhenti mencari tempat lain untuk bersembunyi. Jika tidak dijembatan tadi mungin dia ada disini ditengah-tengah kita berdiri, atau ada diantara api, disela-sela taman bunga yang mengelilingi atau juga mungkin ada di sepanjang sungai yang sempat kita lalui.


Tentang ini aku hanya ingin bercerita, bukan menakut-nakuti.


Yang sudah terjadi lebih dari cukup untuk menjadi bukti, ada yang pada akhirnya saling menyakiti dengan atau tanpa belati, ada juga yang akhirnya memisahkan diri karena kehilangan keyakinan diri, ada juga yang akhirnya hanya berdiri dan menatap kosong yang sedang terjadi sampai nanti....atau sampai mati!


Ada yang lebih menakutkan lagi, seorang teman ku menjadi tak terkendali, kehilangan jati diri dan menjadi pengecut karena keragu-raguan ini, dia lebih memilih lari, bersembunyi dan cari tempat aman lain untuk bermain. Belum selesai, teman ku yang lainnya bahkan tergoda, dia mengajak beberapa yang lainnya juga untuk pergi meninggalkan taman bermain ini.


Selanjutnya kalian pasti tau yang terjadi, bukan kekosongan, karena sampai kapan pun taman itu tak akan benar-benar kosong.


Lihatlah, taman bermain itu lengkap bersama jembatan, sungai dan bunga-bunga itu berkumpul diantara api. Mereka menertawai orang-orang yang memilih pergi, mereka mencaci orang-orang yang telah menjadi pengecut karena keragu-raguan ini.


"Kamu masih ragu-ragu?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

MENUNGGU PUNAH

AKU PAMIT SEKALI LAGI