JERAT

Dibuat : 02 13 / 11-11-2016
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

Masih saja...
Begini caramu mencintaiku?
Begini benar menurutmu?

Begini rasamu rasakan rasaku yang tak lagi sama seperti waktu-waktu ketika kita saling bertopang bahu. Begini kurasakan rasamu padaku setelah perpisahan jadi yang terbaik antara aku dan kamu.
Rasa yang buat aku tak mengenalimu, rasa yang buat kau seperti jadi berbeda dengan waktu-waktu yang telah kubiarkan hilang dari sebagian hidupku! Aku tak akan bertanya, karena kilah kau akan sebutkan sebab aku, aku dan aku! Atau kau akan taklukan lemahnya aku dengan rentetan maaf agar kau diampuni dan kembali ku bukakan hati lagi.

Ini, aku rasakan ini, rasa yang tak lagi sama, rasa yang kuragu sama seperti dulu, rasa yang kian kau paksa kian mengganggu, rasa yang buatku seakan jadi semakin takut dengan sosokmu yang dulu sering buatku tersipu malu-malu.

Sadari ini! Lalu hentikan!

Kenalilah, begini kau sebenarnya? Begini kau seperti ketika aku mengenalmu? Begini kau yang kau perkenalkan ketika jumpa dan kebersamaan ada pada kau dan aku?

Ini kau, kau yang berbeda dengan waktu-waktu ketika rasa ada diantara kau dan aku. Kembalilah! Meski tak ada rasa yang serta kau bawa bersamanya. Terimalah! Kebersamaan yang tak lagi ada antara kita. Yakinilah! Kau tanpa aku dan aku tanpa kau sama mampu saling menjaga rasa dan cinta meski tak lagi bersama.

Untuk kita, kita berdua, untuk kamu yang begitu deras kembalikan aku di sisimu, untuk aku yang begitu tertekan atas sikapmu setelah berlalu kebersamaan antara aku dan kamu.

Perpisahan, ini bukan prihal aku atau kamu yang inginkan, ini prihal ada diantara kita yang merasa tak lagi seiring jalan. Aku melihatnya dan aku bisa menilainya jadi apa saja. Bisa karena alasan rasa, karena cinta yang mulai buta atau sekedar sifat ambiaiusmu yang membuatmu melihat seolah arah yang kau punya hanya satu saja. 

Kasihanilah dirimu, kasihanilah waktu, kasihanilah rapuh yang yang tengah tertanam pada mereka yang sejenis denganku,aku dan mereka! Aku dan mereka yang harus kau sempatkan untuk memikirkan perasaannya, aku dan mereka yang harus kau kembalikan ketenangan jiwanya, juga aku dan mereka yang lelah melihat kau terus saja mengekor dibelakangnya.

Pergilah! Ambilah sediri jalanmu dan biarkan aku dengan jalan pilihanku, aku tak bisa terus menerus melarikan diriku dari pengejaranmu dan kau tak bisa terus menerus memaksaku untuk kembali tapaki jalan kau dan aku yang telah berlalu.

Aku lelah, maka sudahilah
Berlari tak selamanya
Menghilang aku tak bisa
Bertahan aku tak kuasa
Maka lepaskanlah
Persinggahanku 
Adalah pencarian
Pilihanku
adalah jalan
Pandangku
adalah arah ku ke masa depan
Kau, kau tau dimana tempatmu
Dan aku
Akan kuputuskan sendiri dimana pelabuhan terakhirku.
Kau tak bisa lagi
AKU KAU JERAT!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENUNGGU PUNAH

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

AKU PAMIT SEKALI LAGI