IBU INDONESIA, DENGARLAH!

Dibuat : 00.17 / 04-04-2018
Ditulis : Fikih Hidayatulloh

IBU INDONESIA, semoga tak salah ku mengenalmu. Semoga benar kugambar tentangmu lewat ocehanku yang tak berilmu seribu bahkan juga mukin tak sampai satu. Simaklah!

Belum genap melangkah satu jarum pendek jam dinding lusuh itu dari semenjak aku tahu. Seorang Anak Pembesar Negerimu yang mungkin juga seorang ibu kudengar membacakan puisi tentangmu.
Ku fikir entahlah sebenarnya apa yang ia mau, lantang dan yakin suara itu menggetarkan dadaku, sekejap membuat lidahku kelu dan mengantar jemariku menuntun temu Karyanya dan gelisah hatiku.

Kau bilang, kau tak tahu syariat islam, lalu mengapa kau bandingkan tatanan hidupku ku dengan tata rambutmu dan orang-orang segolonganmu yang tak mewakili golongan orang yang ada disekelilingku, orang INDONESIA?

Bangga kau gambarkan indah, sanggul penyangga yang menurutku hanya sebagai pembeda kasta saja, diksi manis itu lihatlah berubah menjadi argumen sinis aku dan mereka yang merasa teriris. IQRO! Bacalah! Jika enggan tak usah kau singgungkan ketidaktahuanmu dengan keterbatasanmu.

Lihatlah INDONESIA! Siapa yang asing kali ini? Dia putri pendiri bangsa ini atau kami yang telahir dan mati bersama syariat adzan ditelinga kiri kami. Kami yang cenderung menghormati dan berusaha memperbaiki diri kami atau dia yang sepertinya terbiasa berkata sekenanya tanpa tanya pantasnya dimana.

IBU INDONESIA! Baca dan dengarlah, seperti itu kidungmu dia bandingkan, seperti memaksakan temu ujung benang tak seukuran. Kemudian kebebasannya berkilah, keindahan yang ingin dia munculkan berubah mengancam KESATUAN, berubah mengusik ketenangan dan merubah kami untuk menyeruka, "KAMI BERSINGGUNGAN!".

Mengertilah, MENGENALNYA INDONESIA tak seperti cara kau menata kata. MENGENALNYA INDONESIA adalah mengenalnya IBU dari kota sampai ke desa, tidak yang berkonde saja. MENGENALNYA INDONESIA adalah mengenalnya yang tak berpakaian dipedalaman sana hingga kita ada ditempat terbuka. Dan MENGENALNYA INDONESIA adalah mengenalnya yang beragam SUKU, BAHASA, BUDAYA dan AGAMAnya. "Kenalilah!".

-SELESAI-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GADIS DESA TENGAH KOTA (Cerita Fiksi)

MENUNGGU PUNAH

CINTA DUA RUPA BERBEDA MU